JURNALBANTEN.CO.ID, CILEGON – Ikatan Mahasiswa Cilegon (IMC) angkat bicara terkait persoalan banjir yang terjadi disejumlah titik di Kota Cilegon pada Sabtu, (3/2/2024) lalu.
Ketua Umum IMC, Arifin Solehudin mengatakan, terkait persoalan banjir yang menimpa 3 Kecamatan yakni Kecamatan Ciwandan, Gerogol dan Purwakarta tersebut, seakan tak pernah di evaluasi oleh Pemkot Cilegon.
“Pemerintah seakan acuh terhadap persoalan yang sangat merugikan masyarakat. Hari Sabtu lalu, banjir dibeberapa kecamatan yang ada di Kota Cilegon, bahkan sampai memakan korban,” kata Ketum IMC Arifin kepada wartawan, Senin (5/2/2024).
Diketahui ratusan kepala keluarga di Kecamatan Ciwandan, Gerogol dan Purwakarta terkena dampaknya. Ketinggian air yang menggenangi ratusan rumah warga diketahui berkisar 30 centimeter hingga 1 meter.
Atas bencana tersebut, IMC menilai Pemkot Cilegon telah lalai dan gagal dalam upaya pencegahan banjir di Kota Baja.
“Kami menilai Pemerintah Kota Cilegon lalai dan gagal dalam upaya pencegahan banjir. Padahal, di satu hari kerja Walikota dan Wakil Walikota Cilegon sudah menandatangani pakta integritas dengan Ikatan Mahasiswa Cilegon yang salah satunya adalah melakukan upaya pencegahan banjir yang kongkrit,” ujar Arifin.
Arifin juga menyampaikan, selain akibat kelalaian dan kegagalan Pemkot Cilegon, banjir yang terjadi juga diakibatkan tata kelola yang kurang baik.
“Salah satunya ini diakibatkan oleh tata kelola yang kurang baik, saluran air tidak sesuai dengan intensitas air hujan yang turun. Ini yang jadi masalah utama menurut kita. Kami berharap Pemkot Cilegon serius menangani persoalan banjir agar Cilegon baru modern dan bermartabat ini nyata,” ucapnya.
Terkait banjir yang terjadi di Kecamatan Gerogol yang memakan satu korban jiwa, Arifin menyampaikan hal tersebut merupakan dampak dari megaproyek PT Lotte Chemical Indonesia (LCI).
Dengan kejadian tersebut, kata Arifin, Pemkot Cilegon harus mengambil langkah dan sikap tegas terhadap industri yang menjadi penyebab banjir.
“Selain itu, banjir yang terjadi di Kecamatan Grogol diduga dampak dari aliran yang tersumbat oleh proyek PT LCI. Maka kami meminta kepada Walikota Cilegon agar mengambil langkah tegas terhadap PT LCI agar bertanggung jawab dan ikut aktif dalam proses memitigasi bencana banjir yang kemungkinan akan terus terjadi di wilayah Gerogol,” ujarnya.
Arifin juga menuturkan, Pemkot Cilegon seharusnya segera berbenah dan mulai serius dalam menyikapi bencana yang akan terjadi.
Lebih lanjut Arifin mengatakan, bukan hanya persoalan banjir, sebagai kota dengan banyaknya industri kimia, Pemkot Cilegon juga harus dalam pencegahan terjadi bencana gagal teknologi di sejumlah pabrik.
“Pemerintah kota Cilegon seharusnya sudah siap terhadap situasi ketika sewaktu-waktu terjadi bencana alam, memiliki konsep mitigasi yang kongkrit,” tuturnya.
“Selain banjir Kota Cilegon sangat berpotensi terjadi bencana-bencana lainnya, salah satunya yakni kegagalan teknologi di industri kimia yang akan berdampak ke masyarakat. Maka jika tidak di mitigasi sedini mungkin akan banyak memakan korban kedepannya,” pungkasnya. (*)
Redaksi