Berita

Hadiri BJTC PWI Banten, Hendry Ch Bangun Paparkan Problematika Jurnalisme di Era Digital

133
Ketua PWI Pusat Hendry Ch. Bangun
Ketua PWI Pusat Hendry Ch Bangun saat memaparkan materi dalam kegiatan Banten Journalist Training Camp I PWI Banten.

JURNALBANTEN.CO.ID, SERANG – Ketua PWI Pusat Hendry Ch. Bangun paparkan terkait problematika yang terjadi pada jurnalisme di era digital.

Hal tersebut disampaikan Ketua PWI Pusat periode 2023-2028 Hendry Ch. Bangun saat menjadi pemateri dalam Banten Journalist Training Camp (BJTC) I PWI Banten yang dilaksanakan di Wisata MBS, Curug, Kota Serang, Selasa (24/10/2023).

Hendry menyampaikan, di era digital saat ini, banyak problematika yang terjadi pada jurnalisme, mulai dari SDM hingga permasalahan pada kecepatan informasi yang disampaikan untuk publik.

Wartawan, kata Hendry, adalah profesi yang bekerja berlandaskan etika sebagai panduan operasional, mulai dari merencanakan, menggali informasi, menulis berita, dan menyiarkan.

Dalam perencanaan tersebut, ada tiga poin penting, yakni bersikap independen, berimbang, dan tidak beritikad buruk.

Poin penting di penggalian informasi, lanjut Hendry adalah informasi harus faktual dan jelas sumbernya, serta tidak boleh merekayasa gambar, foto, suara; tidak melakukan plagiat, menghormati privasi.

Untuk penulisan, tambahnya, penulisan wajib berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini menghakimi, menerapkan asas praduga tak bersalah.

“Namun fakta yang kita temui, pelanggaran poin-poin tersebut di atas terjadi secara massif dan dianggap hal biasa,” ungkapnya.

Hal itu, ucap Hendry, terjadi karena dalam kekinian terdapat istilah yang disebut post editing, yakni perbaikan berita baru dilakukan apabila ada audiens yang protes, mengadukan kesalahan yang terjadi pada berita yang telah ditayangkan.

Lebih lanjut Hendry menyampaikan, editor tidak menyunting sebelum berita dimuat atau disiarkan, lantaran mengejar waktu dan tidak sanggup memeriksa sekian banyak berita yang dikirim reporter.

“Saat ini dianggap biasa, memuat foto yang tidak terkait berita yang dimuat, dengan alasan untuk ilustrasi. Akibatnya persepsi pembaca/audiens bisa keliru apabila tidak ada penjelasan lengkap di caption foto, dalam kaitannya dengan berita yang dimuat. Karena itu, penting sekali memuat sumber dan waktu foto dibuat, selain menghindari mispersepsi, ada UU Hak Cipta yang wajib kita hormati,” tuturnya.

Selain itu, Hendry juga megatakan, banyak pelanggaran asas praduga tak bersalah, serta memberi labelling kepada seseorang tanpa memahami status.

“Termasuk pelanggaran pedoman penulisan ramah anak dan ramah disabilitas,” ujarnya.

Hendry menuturkan, fenomena malas juga menjadi tantangan tersendiri bagi jurnalis di era digital. Menurutnya, ini terjadi akibat bergesernya ukuran keberhasilan reporter, dari kualitas berita menjadi kuantitas berita.

“Target membuat berita sebanyak mungkin sebagai ukuran keberhasilan seeorang reporter. Kondisi ini membuat reporter memilih jalan mudah dalam mencari berita dengan mengutip informasi dari media sosial pesohor atau selebritas atau situs pribadi, klub, lembaga,” ucapnya.

Akibatnya, ungkap Hendry, reporter jadi malas ke lapangan, karena selain menghemat tenaga, saat ini informasi apapun sudah tersebar di media sosial.

Saat ini, kata Hendry, banyak wartawan sudah berubah menjadi content creator, mengkreasi berita dari mana saja tanpa harus bertemu narasumber dan berkeringan ke lapangan.

“Dulu apa yang dimuat, disiarkan, media massa dikutip dan disebarkan oleh media sosial. Saat ini apa yang dimuat media sosial, viral, malah menjadi sumber informasi bagi media massa,” ucapnya.

Lebih lanjut, Hendry menyampaikan, ketidakadilan yang terjadi pada media akibat dominasi platform global, menyebabkan pendapatan semua jenis media berkurang drastis dalam 5 tahun terakhir.

Kata Hendry, saat ini beriklan di media sosial lebih murah dan lebih menjangkau dibanding dengan media massa, dan sampaikan kapanpun tidak akan kembali ke masa jaya tahun-tahun sebelumnya.

“Masalah ini menjadi tanggungjawab bersama dari masyarakat pers dibantu pemerintah untuk mengurangi peran platform global lewat Publisher’s Right, mungkin sedikit meringankan beban media, tapi belum menyentuh akar masalah,” pungkasnya. (*)

Redaksi

Berita

JURNALBANTEN.CO.ID, CILEGON – Ketua DPRD Kota Cilegon Rizki Khairul Ichwan membuka kegiatan Festival Gema Takbir yang diselenggarakan oleh GP Ansor di Masjid Agung Kota Cilegon, Minggu, 30 Maret 2025, malam.

Festival Gema Takbir yang memperebutkan piala bergilir Ketua DPRD Kota Cilegon tersebut diikuti oleh 8 peserta yang merupakan perwakilan dari setiap kecamatan yang ada di Kota Cilegon.

Ketua DPRD Kota Cilegon Rizki Khairul Ichwan berharap kegiatan keagamaan seperti Festival Gema Takbir tersebut bukan hanya sekedar seremonial.

Berita

JURNALBANTEN.CO.ID, CILEGON – Ketua DPRD Cilegon Rizki Khairul Ichwan dampingi Menteri Perhubungan atau Menhub RI Dudy Purwaghandi dan Gubernur Banten Andra Soni, untuk memonitoring arus mudik lebaran di Pelabuhan Ciwandan, Sabtu, 29 Maret 2025 dini hari.

Dalam monitoring arus mudik di Pelabuhan Ciwandan tersebut, Ketua DPRD Cilegon Rizki Khairul Ichwan yang mendampingi Menhub Dudy Purwaghandi dan Gubernur Banten Andra Soni untuk meninjau serta menyapa pemudik yang menggunakan sepeda motor yang akan menyeberang ke pulau Sumatera.

Berita

JURNALBANTEN.CO.ID, CILEGON – Partai Golkar Cilegon gelar acara silaturahmi dan buka puasa bersama yang dirangkai dengan kegiatan santunan kepada puluhan anak yatim yang berada di lingkungan sekitar Kantor DPD Golkar, Senin, 24 Maret 2025.

Pada silaturahmi dan buka puasa bersama kader di bulan suci Ramadhan tersebut, Golkar sebagai partai pemenang pemilu di Kota Cilegon itu juga turut mengundang Wali Kota Robinsar yang juga merupakan kader partai berlambang pohon beringin.

Berita

JURNALBANTEN.CO.ID, CILEGON – Wali Kota Cilegon, Robinsar berpesan kepada Pengurus Ikatan Pencak Silat Indonesia atau IPSI Kota Cilegon dan seluruh Peguron untuk menyatukan visi dan misi dalam rangka memajukan prestasi dan seni budaya pencak silat di Kota Cilegon menuju Cilegon Juare.

Wali Kota Cilegon Robinsar menyampaikan pesan untuk menyatukan visi misi menuju Cilegon Juare tersebut dalam pertemuan bersama Pengurus IPSI Kota Cilegon dan Peguron Pencak Silat yang diadakan di Rumah Dinas Wali Kota, Kamis 13 Maret 2025 malam.

Berita

JURNALBANTEN.CO.ID, CILEGON – Wali Kota Cilegon, Robinsar, meminta kepada pihak ketiga yang belum dibayar pekerjaannya pada 2024 lalu, untuk waspada terhadap oknum dan praktik pemerasan.

Robinsar meminta kepada pihak ketiga yang belum dibayar agar selalu waspada terhadap oknum dan praktik pemerasan dengan iming-iming akan segera mencairkan tagihannya.

Exit mobile version